Xi Jinping Undang Petinggi Perusahaan, Saham Baidu Anjlok Drastis

Asadweb – Harga saham Baidu, perusahaan teknologi raksasa China yang dikenal sebagai “Google-nya China,” mengalami penurunan tajam di bursa Hong Kong.

Saham Baidu anjlok hingga 8,8% sebelum akhirnya ditutup melemah 7%, mengakibatkan kapitalisasi pasarnya menyusut sebesar US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 39 triliun.

Ketidakhadiran Robin Li di Undangan Xi Jinping

Penurunan saham Baidu dipicu oleh absennya pendiri perusahaan, Robin Li, dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Presiden China, Xi Jinping, pada Selasa (18/2/2025) di Beijing.

Simposium ini dihadiri oleh petinggi perusahaan teknologi besar lainnya seperti pendiri Alibaba, Jack Ma, dan pendiri Huawei, Ren Zhengfei.

Investor di China sangat memperhatikan kehadiran eksekutif dalam pertemuan-pertemuan penting dengan pemerintah. Ketidakhadiran seorang CEO sering kali menimbulkan spekulasi tentang hubungan perusahaan dengan pemerintah. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa posisi Baidu dalam industri teknologi China sedang merosot.

Dampak Tekanan Persaingan di Industri AI

Selain faktor ketidakhadiran Robin Li, saham Baidu juga mendapat tekanan akibat pengumuman rencana pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Baidu menghadapi persaingan ketat dari pendatang baru seperti DeepSeek, yang baru saja meluncurkan mesin pencari berbasis AI.

“Ini memberikan kesan bahwa Baidu kehilangan keunggulannya setelah bertahun-tahun memimpin lewat Ernie,” ujar seorang analis pasar di bursa Asia. Baidu kini harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dalam teknologi AI.

Strategi Baidu untuk Bangkit Kembali

Untuk mengatasi tantangan ini, Baidu telah mengumumkan strategi baru guna meningkatkan kapabilitas AI mereka.

Perusahaan berusaha mengurangi ketergantungan pada pendapatan iklan dengan mengembangkan Erniebot, chatbot AI yang pertama kali diluncurkan pada awal 2023.

Baidu mengklaim bahwa versi terbaru dari Ernie, yaitu Ernie 4.0, memiliki kemampuan yang setara dengan GPT-4 buatan OpenAI.

Ini menjadi langkah strategis Baidu untuk tetap bersaing di era AI yang semakin berkembang pesat.

Sinyal Dukungan Pemerintah terhadap Industri Teknologi

Pertemuan yang digelar oleh Xi Jinping mengindikasikan adanya dukungan pemerintah terhadap industri teknologi setelah beberapa tahun mengalami regulasi ketat.

Langkah ini diperkirakan sebagai bagian dari strategi China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian hubungan dagang dengan Amerika Serikat.

Baidu kini menghadapi tantangan besar, namun dengan inovasi AI dan strategi bisnis yang tepat, perusahaan ini masih memiliki peluang besar untuk kembali menguat di pasar teknologi global. (am)

REKOMENDASI